Setelah sampai di Bandara dengan motor sukses, sekarang tentang kepulangannya.

Sore hari berikutnya, saya sudah sampai lagi di bandara terminal yang sama. Dari terminal 1A berjalan kaki menuju parkiran terminal 1C. Ketemu parkiran motor , saya langsung masuk dan mencari-cari lokasi motor saya, tapi lupa dimana tepatnya saya parkir. Pada orang yang yang baru saja selesai parkir saya bertanya

"kalau parkiran motor terminal 1C mana ya pak?"
"Oh , semua motor parkirnya disini Pak, itu sampai sana area parkirnya" jawabnya sambil menunjuk.

Setelah yakin disekitar saya berdiri tidak ada si Mio, saya coba menginat sebentar kemarin saya parkir di sebelah mana. Begitu masuk parkir, dan dapat karcis parkir, jalan lurus ngga jauh, di pinggir deket pagar.

Mulailah saya menyisir mencari pintu masuk parkir motor yang ternyata bener area yang di tunjuk bapak tadi. Ketemu pintu masuk, saya harus menyisir lagi karena bingung di sebelah mana, masih belum mengenal medan parkir, pokoknya di pinggir dekat pagar. Setelah menyisir pinggiran satu sisi, tidak juga ketemu, lalu saya pindah ke sisi lain, dan barulah ketemu si Mio masih utuh dengan debu yang menyelimutinya.

Motor ketemu, sambil pakai jaket ada motor baru datang dan parkir di sebelah depan. Beberapa motor yang mau keluar dan kebingungan juga mendapat arahan dari dia. Selesai dia parkir, sayapun menghampirinya.

"Kalau mau ke Tangerang, keluar lewat mana ya pak?"
"Tangerangnya mana dulu nih.."
"Tangerang Kota pak..."
"Keluar lewat M 1 (eM satu) pak..."
"M 1 tuh apa ya pak..."
"Oh... kawasan perkantoran pak... bapak ikutin jalan itu, nanti didepan ada turunan ke kanan bapak masuk aja situ..... trus bapak lurus aja ..."

Saya jadi ingat, waktu saya naik ojek dan omprengan plat hitam, saya juga baca ada penunjuk jalan dengan tulisan kawasan perkantoran. Yang saya ingat  ada kantor catering service punya Garuda Indonesia.

Keluar parkiran, tunjukin kercis parkir dan stnk (bener, dua ribu sekali masuk) melajukan si Mio, ada tulisan "parkir inap" . Ooh.. ini pintu masuk untuk parkir inap mobil. OK sewaktu waktu perlu, sudah tau. Perjalan di lanjut, dan ketemulah turunan ke kanan yang di maksud. Yup, rasanya sudah familiar sama turunan ini, ngga salah lagi. dan terbacalah penunjuk arah "perkantoran" . Beberapa persimpangan berikutnya masih jelas terbaca dan patuh saya ikuti. Sampai pada persimpangan jalan raya yang agak macet dibanding yang lain, saya hanya bisa membaca nama-nama kantor tertera pada rambu penunjuk arah, tanpa ada tulisan "perkantoran" menunjuk satu arah, sedangkan arah lain menunjuk ke terminal 3. Keraguan saya dan posisi motor yang ada disebelah kiri akhirnya membelokkan si Mio ke arah kiri menuju arah terminal 3. Masih ada beberapa motor juga yang menuju ke sini, jadi saya yakin ngga salah arah.

Beberapa saat, saya lihat di depan ada bundaran. Rasanya belum pernah pulang dari bandara lewat bunderan, dan ada penunjuk arah bertuliskan "Motor ke Jakarta lewat Rawa Bokor".

"Ke Jakarta?" Mulai Ragu.

Di tepi bunderan itu, ada dua motor sedang berhenti karena salah satunya mogok.

"Bang, nanya donk..... Kalau mau ke tangerang kota lewat mana yah?"
"Ohh.. bapak ambil jalan ke sana, jadi bapak muter aja dulu di situ terus ambil arah itu"
"Jadi saya salah arah yah"
"Iya pak..."

Dan benar saja, setelah putar balik mulai terlihat gedung-gedung yang biasa di lewati kalau pulang naik ojek maupun omprengan plat hitam. Sampai disini lancar jayalah saya pulang menuju rumah.